Selasa, 04 Juni 2013

EVA SETIAWATI (18811957)


Reportase
DAMPAK STERILISASI PEDAGANG, KRL TAK BERHENTI DI STASIUN UI

Depok – KRL jurusan Jakarta-Bogor hari rabu (29/05) tidak melewati stasiun UI. Hal itu disebabkan karena adanya penertiban kios pedagang di stasiun tersebut.  Bagi penumpang yang akan turun atau naik dari stasiun UI, bisa mengakses stasiun terdekat yakni Pondok Cina dan atau di Universitas Pancasila.
PT KAI telah melakukan sterilisasi pedagang di Stasiun UI, Depok. Tujuan penertiban para pedagang itu adalah untuk menciptakan stasiun yang nyaman dan mendukung tarif progresif berdasar jarak dan sistem e-ticketing yang berlaku 1 Juni 2013. PT KAI telah beberapa kali membersihkan para pedagang di peron stasiun Depok namun selalu dihalangi-halangi oleh pedagang yang dibantu sejumlah mahasiswa. PT KAI lantas menerapkan kebijakan tidak menghentikan laju kereta di stasiun UI melainkan langsung ke Pondok Cina/UP.
Tarif progresif berdasar jarak yang dipadu dengan sistem tiket elektronik (e-ticketing) akan mulai berlaku 1 Juni mendatang. Hanya tinggal Stasiun UI saja yang belum dipasangi gate e-ticketing. Penyebabnya, stasiun itu belum steril dari pedagang. Bahkan KRL tidak berhenti di stasiun yang dekat dengan kampus UI itu.
             Penerapan tarif progresif berdasarkan jarak tak hanya menguntungkan bagi penumpang kereta jarak dekat. Sistem tarif baru ini juga akan membuat tarif perjalanan KRL relatif lebih murah. Penerapan sistem tarif baru ini akan dilaksanakan pada 1 Juni mendatang. Dengan penerapan tarif progresif ini penumpang yang menaiki 5 stasiun pertama akan dikenakan tarif Rp 3.000 sedangkan untuk tiga stasiun berikutnya akan dikenakan tarif Rp 1.000. 





Features

PESONA ROMANTISME SITU PATENGGANG, DANAU DI TENGAH KEBUN TEH

Berada pada ketinggian sekitar 1600 m dari permukaan laut, Situ Patenggang memiliki panorama yang memikat. Hamparan hijau kebun teh laksana karpet alam, ditambah lagi dengan udara yang dingin dan bersih serta matahari yang hangat, memberi kesan damai dan ketenangan sendiri bagi pengunjungnya. Dari pinggir jalan menuju lokasi yang tenang, nampak sebuah danau berada dibalik perkebunan teh diantara sela-sela pepohonan yang menjulang tinggi.
Situ Patenggang atau Danau patenggang memiliki air danau yang begitu tenang, dan udara yang begitu segar. Kenyamanan akan dengan mudah diperoleh saat berkunjung ketempat wisata ini. Selain itu daya tarik lainnya berupa cerita mengenai Situ Patenggang yang merupakan suatu legenda romantis di zaman dahulu kala. Danau Patenggang atau lebih dikenal dengan nama Situ Patenggang oleh masyarakat setempat, menempati areal seluas 150 Ha. Dulunya kawasan ini merupakan kawasan cagar alam atau taman nasional, namun pada tahun 1981 telah resmi berubah menjadi sebuah taman wisata.
Saat memasuki gerbang Situ Patenggang, kita akan disuguhi dan disambut dengan perkebunan teh yang hijau. Begitu indah dipandang mata dan sangat sejuk saat menghirup udara disekelilingnya. Selain itu kita akan disajikan dengan hamparan air yang sangat banyak dengan keindahan alam yang menawan. Kesegaran dan kesejukan menambah kenyamanan kita di area wisata Situ Patenggang.
Untuk menikmati objek wisata ini terdapat fasilitas perahu yang bisa disewa untuk mengelilingi sebuah pulau kecil yang berada dibagian tengah danau yang bernama Pulau Sasuka. Pulau ini tampak rindang dengan banyaknya pohon-pohon tinggi yang tumbuh didalamnya. Sementara diseberang danau terdapat lokasi yang cukup menarik yang diberi nama Batu Cinta.
Pulau Asmara dan Batu Cinta merupakan lokasi yang menjadi tujuan para wisatawan. Konon menurut ceritanya, siapapun yang singgah ke Batu Cinta dan mengelilingi Pulau Asmara maka akan mendapatkan cinta yang abadi. Hal inilah yang mungkin menjadikan Batu Cinta dan Pulau Asmara menjadi tempat yang membuat wisatawan menjadi penasaran. 
Ribuan pasang kekasih telah mengucap janji setia dihadapan batu Cinta yang terletak di Situ Patenggang, Ciwidey Kabupaten Bandung. Berharap cinta mereka tanamkan akan abadi seperti cinta Ki Santang (Raden Indrajaya) kepada Dewi Rengganis. 
Batu Cinta merupakan sebuah batu berukuran besar yang terdapat di Pulau Asmara (Sasaka), Situ (danau) Patenggang, Ciwidey Kabupaten Bandung. Danau alami ini terletak di kawasan wisata kebun teh PTPN VIII Rancabali, sekitar 45 KM sebelah Selatan Kota Bandung. Awal penamaan Batu Cinta, Pulau Asmara dan Situ Patenggang sendiri berasal dari cerita rakyat Masyarakat Sunda, Ki Santang dan Dewi Rengganis.  
Menurut masyarakat sekitar, Situ Patenggang berasal dari Bahasa Sunda “pateang-teangan” yang berarti saling mencari. Nama-nama tersebut merujuk pada kisah cinta Ki Santang yang merupakan keponakan Prabu Siliwangi (Raja Pajajaran) dan Dewi Rengganis yang merupakan putri dari Kerajaan Majapahit. Perang Bubat yang melibatkan Kerajaan Pajajaran dan Majapahit memisahkan kedua sejoli tersebut. Namun karena rasa cinta yang sangat dalam, mereka saling mencari dan akhirnya dipertemukan kembali di sebuah tempat yang hingga kini bernama Batu Cinta. 
            Setelah keduanya bertemu kembali, dikisahkan Dewi Rengganis meminta Ki Santang untuk membuat sebuah danau dan sebuah perahu untuk berlayar. Perahu itulah yang kini menjadi sebuah pulau berbentuk hati ditengah Situ Patenggang. Menurut penuturan Kang Ujang yang berprofesi sebagai penarik perahu di Situ Patenggang, terdapat sebuah mitos bahwa pasangan kekasih yang singgah di Batu Asmara dan berlayar mengelilingi Pulau Asmara senantiasa mendapatkan cinta yang abadi seperti cinta Ki Santang dan Dewi Rengganis.
         Di Situ Patenggang terdapat beberapa perahu yang siap membawa anda mengitari situ atau menuju Pulau Asmara. Tarif sewa satu perahu adalah Rp. 100.000,-. atau Rp. 15.000,- per orang. Sedangkan tarif masuk kawasan wisata ini adalah Rp. 5.000,- per orang.
Di dalam danau terdapat berbagai jenis ikan, antara lain mujair, nila, ikan mas, nilam, lele, paray dan beunteur. Di sekitar danau hidup berbagai burung berparuh panjang, yang oleh masyarakat setempat dinamai burung blekek, dan tikukur. Di sekitar danau terdapat hutan lindung yang ditumbuhi rumput dan pepohonan khas Jawa Barat sejenis puspa (Scima waliechi), saninten (Castanopsisargentia), dan pasa (Cuercus sp). Konon disana masih terdapat binatang surili (Presbytis comata) yang kini diambang kepunahan.
 Selain legenda Batu Cinta dan Pulau Asmara, Situ Patenggang masih memiliki beragam daya tarik lainya. Panorama pemandangan danau seluas 48 hektar yang berada di hamparan perkebunan teh Rancabali dan sejuknya udara kaki Gunung Patuha dijamin mampu menghilangkan penat orang yang berkunjung ke kawasan ini.
         Hal menarik lainnya yang dapat dinikmati para pengunjung di kawasan obyek wisata alam ini adalah setiap tahunnya diadakan acara ritual budaya syukuran yang dilakukan oleh masyarakat sekitar situ patenggang, syukuran ini dilakukan sebagai wujud dari rasa kecintaan dan kepedulian masyarakat terhadap tanah leluhurnya. Kegiatan yang dilakukan biasanya penanaman bibit tanaman di pulau cinta dan penebaran bibit ikan di sekitar kawasan Situ Patenggang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar