Reportase
DAMPAK STERILISASI
PEDAGANG, KRL TAK BERHENTI DI STASIUN UI
Depok – KRL jurusan Jakarta-Bogor hari rabu (29/05)
tidak melewati stasiun UI. Hal itu disebabkan karena adanya penertiban kios
pedagang di stasiun tersebut. Bagi
penumpang yang akan turun atau naik dari stasiun UI, bisa mengakses stasiun
terdekat yakni Pondok Cina dan atau di Universitas Pancasila.
PT KAI telah melakukan sterilisasi pedagang di
Stasiun UI, Depok. Tujuan penertiban para pedagang itu adalah untuk menciptakan
stasiun yang nyaman dan mendukung tarif progresif berdasar jarak dan sistem
e-ticketing yang berlaku 1 Juni 2013. PT KAI telah beberapa kali membersihkan
para pedagang di peron stasiun Depok namun selalu dihalangi-halangi oleh
pedagang yang dibantu sejumlah mahasiswa. PT KAI lantas menerapkan kebijakan
tidak menghentikan laju kereta di stasiun UI melainkan langsung ke Pondok
Cina/UP.
Tarif progresif berdasar jarak yang dipadu dengan
sistem tiket elektronik (e-ticketing) akan mulai berlaku 1 Juni mendatang.
Hanya tinggal Stasiun UI saja yang belum dipasangi gate e-ticketing.
Penyebabnya, stasiun itu belum steril dari pedagang. Bahkan KRL tidak berhenti
di stasiun yang dekat dengan kampus UI itu.
Penerapan tarif
progresif berdasarkan jarak tak hanya menguntungkan bagi penumpang kereta jarak
dekat. Sistem tarif baru ini juga akan membuat tarif perjalanan KRL relatif
lebih murah. Penerapan sistem tarif baru ini akan dilaksanakan pada 1 Juni
mendatang. Dengan penerapan tarif progresif ini penumpang yang menaiki 5
stasiun pertama akan dikenakan tarif Rp 3.000 sedangkan untuk tiga stasiun
berikutnya akan dikenakan tarif Rp 1.000.
Features
PESONA ROMANTISME SITU PATENGGANG,
DANAU DI TENGAH KEBUN TEH
Berada pada ketinggian sekitar 1600 m dari permukaan laut, Situ
Patenggang memiliki panorama yang memikat. Hamparan hijau kebun teh laksana
karpet alam, ditambah lagi dengan udara yang dingin dan bersih serta matahari
yang hangat, memberi kesan damai dan ketenangan sendiri bagi pengunjungnya.
Dari pinggir jalan menuju lokasi yang tenang, nampak sebuah danau berada
dibalik perkebunan teh diantara sela-sela pepohonan yang menjulang tinggi.
Situ Patenggang atau Danau patenggang memiliki air danau yang begitu
tenang, dan udara yang begitu segar. Kenyamanan akan dengan mudah diperoleh
saat berkunjung ketempat wisata ini. Selain itu daya tarik lainnya berupa
cerita mengenai Situ Patenggang yang merupakan suatu legenda romantis di zaman
dahulu kala. Danau Patenggang atau lebih dikenal dengan nama Situ Patenggang
oleh masyarakat setempat, menempati areal seluas 150 Ha. Dulunya kawasan ini
merupakan kawasan cagar alam atau taman nasional, namun pada tahun 1981 telah
resmi berubah menjadi sebuah taman wisata.
Saat memasuki gerbang Situ Patenggang, kita akan disuguhi dan
disambut dengan perkebunan teh yang hijau. Begitu indah dipandang mata dan
sangat sejuk saat menghirup udara disekelilingnya. Selain itu kita akan
disajikan dengan hamparan air yang sangat banyak dengan keindahan alam yang
menawan. Kesegaran dan kesejukan menambah kenyamanan kita di area wisata Situ
Patenggang.
Untuk menikmati objek wisata ini terdapat fasilitas perahu yang bisa
disewa untuk mengelilingi sebuah pulau kecil yang berada dibagian tengah danau
yang bernama Pulau Sasuka. Pulau ini tampak rindang dengan banyaknya
pohon-pohon tinggi yang tumbuh didalamnya. Sementara diseberang danau terdapat
lokasi yang cukup menarik yang diberi nama Batu Cinta.
Pulau Asmara dan Batu Cinta merupakan lokasi yang menjadi tujuan
para wisatawan. Konon menurut ceritanya, siapapun yang singgah ke Batu Cinta
dan mengelilingi Pulau Asmara maka akan mendapatkan cinta yang abadi. Hal
inilah yang mungkin menjadikan Batu Cinta dan Pulau Asmara menjadi tempat yang
membuat wisatawan menjadi penasaran.
Ribuan pasang kekasih telah mengucap janji setia dihadapan
batu Cinta yang terletak di Situ Patenggang, Ciwidey Kabupaten Bandung. Berharap
cinta mereka tanamkan akan abadi seperti cinta Ki Santang (Raden Indrajaya)
kepada Dewi Rengganis.
Batu Cinta merupakan sebuah batu berukuran besar yang
terdapat di Pulau Asmara (Sasaka), Situ (danau) Patenggang, Ciwidey Kabupaten
Bandung. Danau alami ini terletak di kawasan wisata kebun teh PTPN VIII
Rancabali, sekitar 45 KM sebelah Selatan Kota Bandung. Awal penamaan Batu
Cinta, Pulau Asmara dan Situ Patenggang sendiri berasal dari cerita rakyat
Masyarakat Sunda, Ki Santang dan Dewi Rengganis.
Menurut masyarakat sekitar, Situ Patenggang berasal dari
Bahasa Sunda “pateang-teangan” yang berarti saling mencari. Nama-nama tersebut
merujuk pada kisah cinta Ki Santang yang merupakan keponakan Prabu Siliwangi
(Raja Pajajaran) dan Dewi Rengganis yang merupakan putri dari Kerajaan
Majapahit. Perang Bubat yang melibatkan Kerajaan Pajajaran dan Majapahit
memisahkan kedua sejoli tersebut. Namun karena rasa cinta yang sangat dalam,
mereka saling mencari dan akhirnya dipertemukan kembali di sebuah tempat yang
hingga kini bernama Batu Cinta.
Setelah keduanya bertemu kembali, dikisahkan Dewi Rengganis
meminta Ki Santang untuk membuat sebuah danau dan sebuah perahu untuk berlayar.
Perahu itulah yang kini menjadi sebuah pulau berbentuk hati ditengah Situ
Patenggang. Menurut penuturan Kang Ujang yang berprofesi sebagai penarik perahu
di Situ Patenggang, terdapat sebuah mitos bahwa pasangan kekasih yang singgah
di Batu Asmara dan berlayar mengelilingi Pulau Asmara senantiasa mendapatkan
cinta yang abadi seperti cinta Ki Santang dan Dewi Rengganis.
Di Situ Patenggang terdapat beberapa perahu yang siap
membawa anda mengitari situ atau menuju Pulau Asmara. Tarif sewa satu perahu
adalah Rp. 100.000,-. atau Rp. 15.000,- per orang. Sedangkan tarif masuk
kawasan wisata ini adalah Rp. 5.000,- per orang.
Di dalam danau
terdapat berbagai jenis ikan, antara lain mujair, nila, ikan mas, nilam, lele,
paray dan beunteur. Di sekitar danau hidup berbagai burung berparuh panjang,
yang oleh masyarakat setempat dinamai burung blekek, dan tikukur. Di sekitar
danau terdapat hutan lindung yang ditumbuhi rumput dan pepohonan khas Jawa
Barat sejenis puspa (Scima waliechi), saninten (Castanopsisargentia), dan pasa
(Cuercus sp). Konon disana masih terdapat binatang surili (Presbytis comata) yang
kini diambang kepunahan.
Selain legenda Batu Cinta dan Pulau Asmara, Situ Patenggang
masih memiliki beragam daya tarik lainya. Panorama pemandangan danau seluas 48
hektar yang berada di hamparan perkebunan teh Rancabali dan sejuknya udara kaki
Gunung Patuha dijamin mampu menghilangkan penat orang yang berkunjung ke
kawasan ini.
Hal menarik lainnya yang dapat dinikmati para pengunjung di kawasan
obyek wisata alam ini adalah setiap tahunnya diadakan acara ritual budaya
syukuran yang dilakukan oleh masyarakat sekitar situ patenggang, syukuran ini
dilakukan sebagai wujud dari rasa kecintaan dan kepedulian masyarakat terhadap
tanah leluhurnya. Kegiatan yang dilakukan biasanya penanaman bibit tanaman di
pulau cinta dan penebaran bibit ikan di sekitar kawasan Situ Patenggang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar