Selasa, 04 Juni 2013

SECIOLIVIA PURTYANI (18811937)





Nama                          : Seciolivia Purtyani

NPM/Kelas                : 18811937 /2 MA 01

Dosen/Mata Kuliah   : Emilianshah Banowo, S. Sos., MM./ Komunikasi Massa

Tugas                          : Membuat liputan peristiwa yang terjadi pada masyarakat dan membuat feature


       I.            Liputan Peristiwa


Mobil vs Motor

Kecelakaan kendaraan bermotor roda empat dengan roda dua kembali terjadi. Tepatnya di Jl. Masjid As-Sa’adah, Bintaro-Tangerang Selatan. Sebuah mobil Suzuki Flash dengan plat nomor kendaraan B 1758 WVH telah ditabrak oleh sebuah motor Yamaha Mio dengan plat nomor kendaraan B 6071 WBE pada Jumat, 24/05/2013 pukul 13.30 WIB. Bapak Yudra Adjraam, SH (49 tahun) selaku pemilik dan pengendara mobil tersebut mengatakan bahwa mobil yang dikendarainya ditabrak dari arah depan oleh kendaraan roda dua yang belakangan diketahui dikendarai oleh dua anak remaja berusia 16 tahun bernama Rizki Maulana (pengemudi) dan Fajar Sumanto (dibonceng).

Saat tabrakan terjadi, Fajar selaku yang dibonceng terpental dan jatuh terlentang tepat di kap mobil dan kemudian terjatuh tertelungkup di samping kanan mobil, sedangkan Rizki selaku pengemudi hanya terjatuh ke arah samping kanan motornya dan mengalami lecet pada kaki. Kedua pengendara tersebut dalam keadaan sadar saat warga sekitar membantu untuk menolongnya. Sedangkan Bapak Yudra Adjraam selaku pengendara mobil dalam keadaan baik-baik saja, bahkan ikut membantu membawa kedua remaja tersebut ke puskesmas Pondok Aren. Saat ini polisi menduga kedua remaja tersebut dalam keadaan mabok, karena menurut keduanya mereka tidak melihat keberadaan mobil di depannya.

Kecelakaan sebenarnya dapat dihindari, salah satunya tidak hanya dengan bisa mengendarai suatu kendaraan tetapi juga mengetahui peraturan-peraturan dalam berlalu-lintas. Dua remaja berusia 16 tahun yang mengalami nasib naas tersebut sebagai contohnya, selain belum memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) mereka juga diduga telah mengkonsumsi minuman beralkohol yang jelas mengurangi daya konsentrasi dalam berkendara.


    II.            Feature: Bagaimana Cara Memelihara Burung Hantu (Owl)


Bagaimana Cara Memelihara Burung Hantu (Owl)


Burung hantu (Owl) termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal). Seluruhnya, terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui, yang menyebar di seluruh dunia kecuali Antartika, sebagian besar Greenland, dan beberapa pulau-pulau terpencil. Burung yang dikenal karena mata bulat dan leher yang dapat berputar hingga 180˚ ini bertelur dengan jumlah 2-3 butir, telur berwana putih atau dengan bercak hitam berbentuk hampir bulat sempurna. Sarang terutama dibuat di lubang-lubang pohon, atau di antara pelepah daun bangsa palem atau rumpun bambu. Beberapa jenis juga kerap memanfaatkan ruang-ruang pada bangunan, seperti di bawah atap atau lubang-lubang yang kosong.

Di Asia Tenggara, seperti Indonesia tersebar salah satu jenis dari burung hantu yaitu celepuk/collared scops owl (Otus bakkamoena). Burung yang merupakan simbol kebijaksanaan di daerah Barat yang satu ini memiliki ukuran kecil (sekitar 20 cm), berwarna keabu-abuan atau agak cokelat, dengan  jumbai telinga yang menonjol. Tubuh bagian atas berwarna agak abu-abu pucat. Tubuh bagian bawah agak abu-abu atau cokelat kuning tua, dengan coretan dan bintik hitam dan kuning tua. Pada kehidupannya di alam bebas, burung hantu jenis ini memiliki kebiasaan bertengger pada tempat yang rendah, dan hampir sepanjang malam mengeluarkan bunyi sedih secara musiman namun saat masih bayi (piyik) biasanya burhan mengeluarkan suara “kak”. Selain itu burhan juga memiliki kebiasaan mengintai mangsa dari tempat bertengger dan tiba-tiba menyergapnya. Namun jika sudah dipelihara sejak masih bayi (piyik), biasanya memiliki kebiasaan yang berbeda dari yang di alam bebas karena si burhan kecil ini terbiasa mengikuti kebiasaan sang pemilik.

Dewasa ini, banyak remaja dan dewasa yang memiliki ketertarikan pada hewan malam ini. Ketertarikan pada keunikan, kelucuan, dan teman begadang malam pun menjadi alasan para pecinta burhan kecil ini. Burung yang identik dengan wajah seram ini dapat dijinakkan dan diajarkan berbagai hal, terutama jika dipelihara sejak dini. Pertama, anggaplah burhan bukan sebagai hewan peliharaan namun partner Anda. Berikan perhatian yang membuat si burhan merasa dianggap, seringlah mengajak bicara dengan kontak mata dan tubuh yang berdekatan dengan si burhan agar burhan juga mengenali wajah dan suara Anda. Kedua, Tidak hanya kontak mata dan mengajaknya berbicara, namun juga diperlukan kontak fisik agar burhan mengenali aroma tubuh Anda. Bisa juga mengelus kepalanya, hal ini merupakan kesukaan burhan dan membuat ia menunduk hingga merasa nyaman. Ketiga, burung karnivora ini juga dapat Anda suapi saat memberikan makanan sehari-hari. Lakukan hal-hal tersebut hingga burhan mengenal Anda dan cukup patuh saat Anda beri perintah, dan selanjutnya Anda dapat mengajari hal lainnya.

Burung pada dasarnya adalah hewan bebas, pasti ingin melebarkan sayapnya dan terbang sesuka hatinya. Namun akan ada perasaan takut dari sang pemilik jika si burhan pergi jauh dan kabur. Maka janganlah terlalu sering meletakkan burhan pada sangkar, bisa juga menyediakan ranting kayu untuk tempat ia bertengger atau membiasakan melepaskan burhan di ruangan Anda agar burhan mengenali tempat tinggalnya dan merasa Anda percaya. Selanjutnya ajak burhan berkeliling tak jauh dari tempat Anda tinggal agar burhan terbiasa dengan banyak orang dan mengetahui wilayah sekitarnya. Jangan mengikatnya dengan tali, hal ini sangat tidak disukai hewan bebas yang satu ini.

Karnivora yang satu ini menyukai serangga-serangga besar seperti kecoa, jangrik juga hewan lainnya seperti tikus, kodok atau burung-burung kecil. Pada usia 0-2 bulan, burhan kecil dapat diberi pelet burung dan ulat kokong, berilah pada pagi dan malam hari secukupnya. Menginjak usia 2-8 bulan burhan sudah dapat memakan jangkrik dan serangga-serangga sejenisnya, berilah pada pagi dan malam hari masing-masing 10 ekor. Dan pada usia lebih dari 8 bulan, burhan sudah dapat memakan tikus putih atau burung kecil seperti anak burung emprit, berilah satu kali sehari. Dalam memberikan minum, Anda dapat meletakkannya pada wadah kecil. Pada awalnya ajarkan si burhan untuk mengetahui dimana ia harus minum, selanjutnya burhan akan mengerti dan minum pada wadah yang telah disediakan.

Sewajarnya jika memiliki hewan peliharaan, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan hewan dan kandang tempatnya tinggal. Maka kebersihan partner kecil dan kandangnya atau tempat burhan biasa bertengger pun haruslah dijaga dan dibersihkan secara teratur. Sebenarnya Anda tidak perlu memandikan partner kecil Anda yang satu ini, biasanya jika hujan turun, burhan akan langsung mandi dengan sendirinya. Namun untuk menjaga agar tak terkena kutu dan untuk kebersihan maupun kesehatan burhan, Anda dapat menyemprotkan campuran air dan obat anti kutu khusus burung dengan teratur (satu minggu sekali). Untuk sangkar, atau tempat bertenggernya dapat dibersihkan setiap hari agar tidak menimbulkan bau yang kurang sedap dan mengganggu kesehatan partner kecil Anda maupun diri Anda dan lingkungan sekitar.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar