Kamis, 06 Juni 2013

Intan Rachwati (18811965)

Nama          : Intan Rachwati
Npm           : 18811965

Pohon Tumbang Tewaskan 2 Kakak-Beradik

         Cuaca buruk yang sudah beberapa minggu terakhir ini memang sangat mengkhawatirkan bagi warga Tangerang-Banten. Pasalnya, tak hanya hujan deras yang mengguyur sebagian besar wilayah di kota Tangerang, namun juga disertai angin kencang. Rabu malam lalu (29/5), angin kencang tersebut menghantam sebuah pohon pete tua yang berada di kawasan Kampung Warung Mangga, Kelurahan Panunggangan, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Akibatnya, pohon tua tersebut tumbang dan menimpa sebuah bangunan warung tegal (warteg) dan menewaskan 2 orang korban kakak-beradik.
        Kedua korban dilaporkan sedang tertidur pulas di bagian belakang warteg saat kejadian berlangsung, sehingga menyebabkan korban tidak bisa menghindar untuk menyelamatkan diri dari reruntuhan bangunan yang tertimpa pohon tua tersebut. Malangnya, 2 orang kakak-beradik ini tewas seketika akibat hantaman reruntuhan bangunan yang begitu keras.
       Tim Damkar sempat kesulitan mengevakuasi korban Sari (25) dan adiknya, Heru (7) karena sulitnya TKP dan kerasnya batang pohon yang menimpa bangunan sekaligus menimpa korban. Namun setelah berlangsung satu jam, akhirnya jenazah kedua korban dapat dikeluarkan dari medan dan langsung dilarikan ke RSUD Tangerang untuk keperluan visum.

         Sedangkan Ratini (45) pemilik warteg yang berhasil lolos dari maut mengatakan bahwa pohon tersebut roboh secara tiba-tiba akibat terpaan angin yang begitu kencang. Dirinya juga mengaku sempat mendengar sayup-sayup suara tangisan Heru yang semakin lama semakin mengecil dan kemudian hilang sama sekali.






Features
Profil


Mira Widjaja, lahir di Jakarta pada 13 September 1951. Seorang author (penulis) yang terkenal di kalangan remaja pada era 70-an ini, sejak kecil memang sudah suka membaca dan menulis, serta menuangkan segala apa yang terjadi di sekitarnya ke dalam sebuah catatan. Kemampuan berimajinasinya yang tinggi sudah tak diragukan lagi. Keahliannya  menulis alur cerita, barangkali didapat dari sang ayah, Othniel Widjaya yang berprofesi sebagai produser.
Perempuan yang  juga menjabat sebagai dosen di Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) ini  pernah bersekolah di SD St. Maria Fatima, Jakarta (1963). Lalu dilanjutkan ke SLTP St Maria Fatima, Jakarta (1966). Setelah itu SLTA Marsudirini, Jakarta (1969).
Sampai saat ini, beliau mendiami sebuah rumah yang berlokasi di Jalan Kayu Putih Selatan II D/18, Pulomas, Jakarta Timur, Telp : 021-486045
Usai menamatkan SMA, Mira melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta. Sambil kuliah, Mira W terus melanjutkan hobi menulis, hingga suatu ketika, naskahnya yang berjudul Benteng Kasih dimuat di sebuah majalah khusus wanita dengan honor sebesar Rp3.500.
Lulus dari Fakultas Kedokteran di tahun 1980, Mira W ditempatkan di Pekanbaru, selama tiga tahun. Sekembalinya dari sana, perempuan lajang ini mengabdikan diri menjadi dosen sekaligus dokter di Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama), Jakarta. Selain menulis, profesi dokter tetap ia tekuni.
Sebagai dokter dan pernah menjadi dosen, Mira banyak merekam peristiwa menarik yang terjadi di lokasi praktek maupun kampus, lantas menuangkannya ke dalam bentuk tulisan. Namun demikian, menurut Mira sebuah cerita tetap harus lahir dari diri sendiri.
Sejak itu, gairah menulis Mira W semakin terpacu. Akhirnya pada tahun 1977, cerita bersambung berjudul Dokter Nona Friska yang ditulisnya untuk sebuah majalah, berhasil diterbitkan dalam bentuk novel dengan judul Kemilau Kemuning Senja.
Novel keduanya berjudul Sepolos Cinta Dini, dimuat sebagai cerber di harian Kompas tahun 1978. Kemudian dibukukan oleh Gramedia yang hingga kini telah 27 tahun tetap setia menerbitkan karya-karyanya.
Gaya bertutur yang lincah, karakter dan watak tokoh yang sering kali
menggemaskan, dibumbui konflik asmara yang berakhir indah menjadi kekuatan Mira W, dalam menggarap novel. Dengan imajinasinya, Mira W mampu mengemas cerita menjadi bacaan ringan yang memikat dan punya kekhasan tersendiri.
Walau karya Mira W tidak termasuk dalam kategori sastra, namun sebagai jenis bacaan populer, novel-novelnya ini sangat layak untuk diperhitungkan.
Sebagai novelis, nama Mira W telah dikenal luas. Novelnya selalu mengalami cetak ulang dan mencapai angka penjualan fantastis, bahkan fenomenal untuk ukuran seorang penulis perempuan yang muncul di era 70-an. Tercatat sebanyak satu juta tiga ratus tujuh puluh lima eksemplar karyanya, laris terjual hingga kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar