Nama :
Intan Rachwati
Npm : 18811965
Pohon
Tumbang Tewaskan 2 Kakak-Beradik
Cuaca buruk yang sudah
beberapa minggu terakhir ini memang sangat mengkhawatirkan bagi warga
Tangerang-Banten. Pasalnya, tak hanya hujan deras yang mengguyur sebagian besar
wilayah di kota Tangerang, namun juga disertai angin kencang. Rabu malam lalu
(29/5), angin kencang tersebut menghantam sebuah pohon pete tua yang berada di
kawasan Kampung Warung Mangga, Kelurahan Panunggangan, Kecamatan Pinang, Kota
Tangerang. Akibatnya, pohon tua tersebut tumbang dan menimpa sebuah bangunan
warung tegal (warteg) dan menewaskan 2 orang korban kakak-beradik.
Kedua korban dilaporkan
sedang tertidur pulas di bagian belakang warteg saat kejadian berlangsung,
sehingga menyebabkan korban tidak bisa menghindar untuk menyelamatkan diri dari
reruntuhan bangunan yang tertimpa pohon tua tersebut. Malangnya, 2 orang
kakak-beradik ini tewas seketika akibat hantaman reruntuhan bangunan yang
begitu keras.
Tim Damkar sempat
kesulitan mengevakuasi korban Sari (25) dan adiknya, Heru (7) karena sulitnya
TKP dan kerasnya batang pohon yang menimpa bangunan sekaligus menimpa korban.
Namun setelah berlangsung satu jam, akhirnya jenazah kedua korban dapat
dikeluarkan dari medan dan langsung dilarikan ke RSUD Tangerang untuk keperluan
visum.
Sedangkan Ratini (45)
pemilik warteg yang berhasil lolos dari maut mengatakan bahwa pohon tersebut
roboh secara tiba-tiba akibat terpaan angin yang begitu kencang. Dirinya juga
mengaku sempat mendengar sayup-sayup suara tangisan Heru yang semakin lama
semakin mengecil dan kemudian hilang sama sekali.
Features
Profil
Mira
Widjaja, lahir
di Jakarta pada 13 September 1951. Seorang author (penulis) yang terkenal di
kalangan remaja pada era 70-an ini, sejak kecil memang sudah suka membaca dan
menulis, serta menuangkan segala apa yang terjadi di sekitarnya ke dalam sebuah
catatan. Kemampuan berimajinasinya yang tinggi sudah tak diragukan lagi.
Keahliannya menulis alur cerita,
barangkali didapat dari sang ayah, Othniel Widjaya yang berprofesi sebagai produser.
Perempuan yang juga menjabat sebagai dosen di Universitas
Prof Dr Moestopo (Beragama) ini pernah
bersekolah di SD St. Maria Fatima, Jakarta (1963). Lalu dilanjutkan ke SLTP St Maria
Fatima, Jakarta (1966). Setelah itu SLTA Marsudirini, Jakarta (1969).
Sampai saat ini, beliau
mendiami sebuah rumah yang berlokasi di Jalan Kayu Putih Selatan II D/18,
Pulomas, Jakarta Timur, Telp : 021-486045
Usai menamatkan SMA,
Mira melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta.
Sambil kuliah, Mira W terus melanjutkan hobi menulis, hingga suatu ketika, naskahnya yang berjudul Benteng Kasih
dimuat di sebuah majalah khusus wanita
dengan honor sebesar Rp3.500.
Lulus dari Fakultas
Kedokteran di tahun 1980, Mira W ditempatkan di Pekanbaru, selama tiga tahun. Sekembalinya
dari sana, perempuan lajang ini mengabdikan diri menjadi dosen sekaligus dokter di Universitas Prof Dr Moestopo
(Beragama), Jakarta. Selain menulis,
profesi dokter tetap ia tekuni.
Sebagai dokter dan pernah
menjadi dosen, Mira banyak merekam peristiwa menarik yang terjadi di lokasi
praktek maupun kampus, lantas menuangkannya ke dalam bentuk tulisan. Namun demikian,
menurut Mira sebuah cerita tetap harus lahir dari diri sendiri.
Sejak itu, gairah
menulis Mira W semakin terpacu. Akhirnya pada tahun 1977, cerita bersambung berjudul Dokter
Nona Friska yang ditulisnya untuk sebuah majalah,
berhasil diterbitkan dalam bentuk novel dengan judul Kemilau Kemuning Senja.
Novel keduanya berjudul
Sepolos Cinta Dini, dimuat sebagai cerber di harian Kompas tahun 1978. Kemudian
dibukukan oleh Gramedia yang hingga kini telah 27 tahun tetap setia menerbitkan karya-karyanya.
Gaya bertutur yang
lincah, karakter dan watak tokoh yang sering kali
menggemaskan, dibumbui konflik asmara yang berakhir indah menjadi kekuatan Mira W, dalam menggarap novel. Dengan imajinasinya, Mira W mampu mengemas cerita menjadi bacaan ringan yang memikat dan punya kekhasan tersendiri.
menggemaskan, dibumbui konflik asmara yang berakhir indah menjadi kekuatan Mira W, dalam menggarap novel. Dengan imajinasinya, Mira W mampu mengemas cerita menjadi bacaan ringan yang memikat dan punya kekhasan tersendiri.
Walau karya Mira W
tidak termasuk dalam kategori sastra, namun sebagai jenis bacaan populer, novel-novelnya ini
sangat layak untuk diperhitungkan.
Sebagai novelis, nama Mira W telah dikenal luas. Novelnya selalu mengalami cetak ulang dan mencapai angka penjualan fantastis, bahkan fenomenal untuk ukuran seorang penulis perempuan yang muncul di era 70-an. Tercatat sebanyak satu juta tiga ratus tujuh puluh lima eksemplar karyanya, laris terjual hingga kini.
Sebagai novelis, nama Mira W telah dikenal luas. Novelnya selalu mengalami cetak ulang dan mencapai angka penjualan fantastis, bahkan fenomenal untuk ukuran seorang penulis perempuan yang muncul di era 70-an. Tercatat sebanyak satu juta tiga ratus tujuh puluh lima eksemplar karyanya, laris terjual hingga kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar